Senin, 05 Maret 2012

MENGKUDU, DULU DIBENCI, SEKARANG DICARI

‘Si Buruk Rupa’ yang Jadi Primadona

Adalah Dr Ralph Heinicke, seorang pakar biokimia dari University of Hawaii, Amerika Serikat, yang menjadi promoter ‘Si Buruk Rupa’ini.
Selama 45 tahun, ia telah melakukan penelitian terhadap tidak kurang dari 4.000 orang yang punya keluhan berbagai penyakit, ditemani sekitar 40 orang ahli medis lainnya. Hasilnya, ia mendapatkan, mengkudu telah menyembuhkan berbagai penyakit dengan presentase 61-91%.
Sebut saja kanker, ternyata bisa disembuhkan dengan tingkat 67%, jantung 80%, stroke 58%,diabetes tipe 1 dan 2 (83%), fatigue 91%, masalah seksual 88%, obesitas 72%, hipertensi 87%, depresi 77%, gangguan pencernaan 89%, gangguan pernafasan78%, insomnia 72%, stress 71%, ginjal 66%, pembinaan otot 71%, perokok 58%, arthritis 80%, lemah konsentrasi 89%, peningkatan kesehatan fisik dan mental 79%, peningkatan kecerdasan berpikir 73%, dan nyeri 87%.
Dr Heinicke mendata tidak kurang tujuh zat yang ‘tersembunyi’ dibalik rupa buruk mengkudu :


1. Antraquinon yang memiliki sifat anti bakteri
2. Asam askorbat yaitu sumber vitamin C yang luar biasa, yang juga berfungsi sebagai antioksidan
3. Scopoletin yang mampu memberi manfaat memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan, dan sekaligus memperlancar peredaran darah.
4. Damnacanthal, yaitu suatu zat yang dikenal sebagai anti kanker yang bermanfaat untuk mencegah perkembangan sel-sel kanker didalam darah.
5. Xeronine yang mampu mengaktifkan enzim-enzim dan mengatur fungsi protein di dalam sel, sehingga mencegah protein-protein berfungsi abnormal.
6. Proxeronine, sebagai zat pembentuk xeronine yang diserap oleh sel-sel tubuh untuk mengaktifkan protein-protein yang tidak aktif dan mengatur struktur serta bentuk sel-sel aktif.
7. Serotonine yang sikenal sebagai zat yang mampu mengatasi stress, depresi, memperbaiki metabolisme, migraine, menenangkan perasaan, dan menghilangkan ketergantungan akan obat-obatan.

Di Hawaii tempat buah ini ‘dibedah’ dikenal dengan nama noni. Di Filipina disebut nino, apatot, bankoro. Sedangkan di Indonesia mengkudu juga punya banyak nama seperti pace, cengkudu, mangkudu,wangkudu, labanau, tibah,dan beberapa sebutan lain.

Mengkudu HPA



HPA, sebagai herbal produsen muslim, telah memproduksi mengkudu sebagai herbal pengobatan dan perawatan yang "berani" menjamin kehalalannya, baik mulai dari penanaman hingga proses peracikan serta pemasarannya.dengan harga kompetitif tanpa mengurangi kualitas dan daya fungsinya.



Ada Mengkudu yang tak Boleh Dikonsumsi

Walau secara praktis, sari mengkudu sama sekali belum ada efek sampingnya, ternyata ada beberapa kasus yang menunjukkan bahwa tidak setiap orang bisa mengonsumsi mengkudu. Dan tidak setiap buah mengkudu bisa dibuat sarinya.
Misalnya untuk para penderita diabetes, kendati mengkudu bisa menyembuhkan kencing manis, mereka harus hati-hati bila ingin mengkonsumsi sari mengkudu siap minum. Pilihlah sari mengkudu yang tidak memiliki campuran pemanis gula yang memang harus dipantang oleh para penderita diabetes.
Untuk mengobati diabetes, sebaiknya meracik sendiri mengkudu dari buah aslinya. Caranya diblender atau ditumbuk untuk mendapatkan sarinya. Tetapi jangan dipanaskan atau dimasak. Karena enzim berkhasiat yang terdapat dalam sari mengkudu mudah rusak oleh proses pemanasan.
Cara yang paling mudah adalah membiarkan sarinya keluar sendiri. Masukkan sejumlah buah mengkudu yang telah masak kedalam kantong.
Dalam beberapa hari mengkudu tersebut akan dengan sendirinya meneteskan sari yang dikenal sebagai “air emas” yang banyaknya mencapai 20% lebih dari berat mengkudunya sendiri.
“Air emas” itu bisa langsung dikonsumsi, untuk mengurangi rasanya yang pahit- getir biasanya dicampur dengan madu.
Kalaupun hendak mengonsumsi sari mengkudu kemasan, pilihlah yang mengandung gula sorbitel yang memang tidak berbahaya bagi penderita diabetes.
Kasus lain yang kendati jarang ditemukan adalah efek alergi akibat mengonsumsi sari mengkudu. Berdasarkan pengalaman, ada orang yang merasa pusing-pusing setelah mengonsumsi sari mengkudu. Kasus lain adalah terjadinya gatal-gatal diseluruh atau sebagian tubuh sebagai efek alergi.
Penyebabnya mungkin karena tubuh yang bersangkutan tidak bias menerima zat yang dikandung dalam sari mengkudu.
Kalau hal ini terjadi hendaknya hentikan mengonsumsinya,atau kurangi dosisnya.
Perlu diperhatikan bahwa mengkudu yang tumbuh di sisi jalan raya sangat tidak baik dikonsumsi.
Penjelasan latar belakangnya adalah karena buah mengkudu memiliki sifat yang unik; mampu berproses hidroskopis ( kebalikan dari proses dehidrasi ). Mengkudu mampu menyerap kuat udara disekitarnya. Karena itu, setelah dipetik, biasanya mengkudu cenderung ‘membengkak’ dengan kandungan air yang tinggi.
Buah yang tumbuh disisi jalan raya biasanya akan mengandung timbale tinggi akibat proses penyerapan udara disekitarnya.
Dalam sebuah penelitian oleh pihak Kebun Raya Bogor, ada mengkudu yang dipetik dari pohon yang tumbuh di sisi jalan raya, ternyata memiliki kadar zat polutan yang mencapai 0,51. padahal, tubuh hanya mampu menetralisasi kadar timbal 0,1 saja.

(disarikan dari harian Kompas 02.06..2002)

0 comments: