Tanpa disadari manusia banyak berinteraksi dengan bahan-bahan kimia
beracun setiap hari. Di desa, insektisida digunakan untuk pertanian. Di
kota, ada polusi udara dan limbah pabrik yang mengancam kesehatan. Ada
beberapa macam racun yang tersembunyi namun tak diketahui.
Meskipun tidak langsung membunuh, bahan-bahan kimia ini dapat mengganggu fungsi tubuh dan berakibat fatal. Sayangnya masyarakat seringkali meremehkan efek bahaya dari racun jejadian ini.
“Salah satu racun yang dekat dengan kehidupan sehari-hari misalnya pestisida. Senyawa kimia ini bisa masuk ke dalam tubuh dari produk pertanian yang tidak dicuci dengan baik. Bisa juga masuk apabila penyemprotan yang dilakukan tidak sesuai persyaratan keamanan,” kata Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc. Ph.D, Guru Besar Farmakologi dan Terapi Universitas Gadjah Mada ketika dihubungi detikHealth, Rabu (12/9/2012).
Prof Iwan menuturkan beberapa racun yang seringkali luput dari perhatian banyak orang, yaitu:
1. Pestisida
Seperti yang telah disebutkan di atas, pestisida bisa masuk dari makanan yang tidak dicuci dengan baik. Gangguan yang ditimbulkan tidak serta merta dan biasanya diakibatkan oleh akumulasi senyawa kimia dalam tubuh. Menaruh bahan makanan dekat dengan pestisida atau insektisida juga berisiko menyebabkan keracunan.
2. Pewarna makanan
Untuk menekan biaya, beberapa oknum tak bertanggung jawab nekat menggunakan pewarna tekstil untuk memproduksi makanan dagangannya. Salah satu pewarna yang dilarang namun banyak digunakan adalah Rhodamin. Dalam jumlah banyak, akumulasi Rhodamin dapat merusak fungsi ginjal.
3. Pengawet makanan
Penggunaan pengawet mayat Formalin dan Borax dalam pembuatan makanan banyak terbongkar kasusnya beberapa waktu yang lalu. Sama seperti pewarna tekstil, pengawet berbahaya ini jika terakumulasi dalam tubuh dapat merusak fungsi ginjal.
4. Minuman energi
Yang jadi penyebab masalah dalam minuman energi adalah senyawa yang disebut Taurin. Senyawa ini memang dapat membuat orang yang mengkonsumsinya tetap terjaga, namun di sisi lain dapat merusak fungsi ginjal. Yang mengkhawatirkan, beberapa produsen tidak mencantumkan bahan ini dalam daftar komposisi pada label kemasan.
5. Overdosis Obat
Di samping manfaatnya untuk menyembuhkan penyakit, obat memiliki sisi negatif berupa efek samping dan efek toksin. Efek samping terjadi apabila muncul gejala yang bukan ditujukan untuk mengobati penyakit dari penggunaan obat sesuai dosis terapi. Namun efek toksin atau racun akan muncul apabila mengkonsumsi obat melebihi dosis terapi yang dianjurkan
6. Interaksi Obat
Obat pada dasarnya berisi bahan-bahan kimia yang bereaksi dengan senyawa atau molekul dalam tubuh. Ada kalanya suatu obat tidak boleh digunakan bersamaan karena dapat memicu interaksi yang justru bisa berakibat bahaya.
Contohnya pada penderita kolesterol tinggi yang diresepkan obat Simfastasin namun juga mengalami infeksi pernapasan sehingga diresepkan Eritromisin. Padahal seharusnya kedua obat ini tidak boleh digunakan bersamaan. Penggunaan Eritromisin akan meningkatkan kadar Simfastasin dalam tubuh sampai 2 kali lipat dan dapat berakibat fatal. (detikhealth.com)
Meskipun tidak langsung membunuh, bahan-bahan kimia ini dapat mengganggu fungsi tubuh dan berakibat fatal. Sayangnya masyarakat seringkali meremehkan efek bahaya dari racun jejadian ini.
“Salah satu racun yang dekat dengan kehidupan sehari-hari misalnya pestisida. Senyawa kimia ini bisa masuk ke dalam tubuh dari produk pertanian yang tidak dicuci dengan baik. Bisa juga masuk apabila penyemprotan yang dilakukan tidak sesuai persyaratan keamanan,” kata Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc. Ph.D, Guru Besar Farmakologi dan Terapi Universitas Gadjah Mada ketika dihubungi detikHealth, Rabu (12/9/2012).
Prof Iwan menuturkan beberapa racun yang seringkali luput dari perhatian banyak orang, yaitu:
1. Pestisida
Seperti yang telah disebutkan di atas, pestisida bisa masuk dari makanan yang tidak dicuci dengan baik. Gangguan yang ditimbulkan tidak serta merta dan biasanya diakibatkan oleh akumulasi senyawa kimia dalam tubuh. Menaruh bahan makanan dekat dengan pestisida atau insektisida juga berisiko menyebabkan keracunan.
2. Pewarna makanan
Untuk menekan biaya, beberapa oknum tak bertanggung jawab nekat menggunakan pewarna tekstil untuk memproduksi makanan dagangannya. Salah satu pewarna yang dilarang namun banyak digunakan adalah Rhodamin. Dalam jumlah banyak, akumulasi Rhodamin dapat merusak fungsi ginjal.
3. Pengawet makanan
Penggunaan pengawet mayat Formalin dan Borax dalam pembuatan makanan banyak terbongkar kasusnya beberapa waktu yang lalu. Sama seperti pewarna tekstil, pengawet berbahaya ini jika terakumulasi dalam tubuh dapat merusak fungsi ginjal.
4. Minuman energi
Yang jadi penyebab masalah dalam minuman energi adalah senyawa yang disebut Taurin. Senyawa ini memang dapat membuat orang yang mengkonsumsinya tetap terjaga, namun di sisi lain dapat merusak fungsi ginjal. Yang mengkhawatirkan, beberapa produsen tidak mencantumkan bahan ini dalam daftar komposisi pada label kemasan.
5. Overdosis Obat
Di samping manfaatnya untuk menyembuhkan penyakit, obat memiliki sisi negatif berupa efek samping dan efek toksin. Efek samping terjadi apabila muncul gejala yang bukan ditujukan untuk mengobati penyakit dari penggunaan obat sesuai dosis terapi. Namun efek toksin atau racun akan muncul apabila mengkonsumsi obat melebihi dosis terapi yang dianjurkan
6. Interaksi Obat
Obat pada dasarnya berisi bahan-bahan kimia yang bereaksi dengan senyawa atau molekul dalam tubuh. Ada kalanya suatu obat tidak boleh digunakan bersamaan karena dapat memicu interaksi yang justru bisa berakibat bahaya.
Contohnya pada penderita kolesterol tinggi yang diresepkan obat Simfastasin namun juga mengalami infeksi pernapasan sehingga diresepkan Eritromisin. Padahal seharusnya kedua obat ini tidak boleh digunakan bersamaan. Penggunaan Eritromisin akan meningkatkan kadar Simfastasin dalam tubuh sampai 2 kali lipat dan dapat berakibat fatal. (detikhealth.com)
0 comments:
Posting Komentar