Kita diminta bersikap adil, betul? Kitapun juga diminta tidak ghuluw
(berlebihan/ekstrem). Kita adalah umat pertengahan (wasatha). Kitapun
diminta untuk terbuka pikiran. Mari kita berdiskusi dengan pikiran
terbuka.
Islam bersifat tsawabit (tidak berubah) dalam hal aqidah, namun juga bersifat mutaghayirat (menyesuaikan diri), mu'ashirah (terkini) dalam hal-hal muamalah, teknologi dll. Salah memahami hal ini justru bisa membahayakan Islam itu sendiri. Salah mendudukan yg tsawabit menjadi mutaghayirat, sangat berbahaya, demikian juga sebaliknya.
Maka, saya tidak setuju dengan kalimat ".... Apabila vaksinasi/imunisasi yg ada skrg ini baik, pasti pada zaman Rasulullah sudah ada beliau pun pasti menganjurkannya, krn sangat mudah bagi Allah mengadakan sesuatu yg tdk ada menjadi ada u/ makhluk terbaikNya (Rasulullah SAW)...". Pemahaman ini bisa menjadikan ummat jumud dan terbelakang.
Islam bersifat tsawabit (tidak berubah) dalam hal aqidah, namun juga bersifat mutaghayirat (menyesuaikan diri), mu'ashirah (terkini) dalam hal-hal muamalah, teknologi dll. Salah memahami hal ini justru bisa membahayakan Islam itu sendiri. Salah mendudukan yg tsawabit menjadi mutaghayirat, sangat berbahaya, demikian juga sebaliknya.
Maka, saya tidak setuju dengan kalimat ".... Apabila vaksinasi/imunisasi yg ada skrg ini baik, pasti pada zaman Rasulullah sudah ada beliau pun pasti menganjurkannya, krn sangat mudah bagi Allah mengadakan sesuatu yg tdk ada menjadi ada u/ makhluk terbaikNya (Rasulullah SAW)...". Pemahaman ini bisa menjadikan ummat jumud dan terbelakang.
Ummat Islam adalah ummat yang sangat kreatif dalam
membangun peradaban. Menganggap kesehatan hanya yang dicontohkan oleh
Rasulullah secara tekstual, dan menyalahkan aplikasi kesehatan yang
lain, adalah tidak sesuai dengan Islam itu sendiri. Maksud Rasulullah
menganjurkan habbatussauda, zaitun, madu, secara kontekstual berarti
juga menganjurkan semua jenis herba yang organik sebagai obat.
Ada
hal yang menarik, Syaikh Utsaimin berpendapat bahwa umat Islam dahulu
sangat menonjol dalam bidang kedokteran dan farmasi. Namun kemudian umat
Islam ketinggalan dibandingkan Barat. Syaikh Muhammad Rasyid Ridha
memandang bahwa diantara sebab utama ketertinggalan tersebut adalah
karena umat Islam meninggalkan alkohol dalam farmasinya, disebabkan
dianggap haram.
Syaikh Utsaimin menukil perkataan Syaikh Muhammad
Rasyid Ridho dari fatawa beliau hal 1631 di mana ia berkata,
“Kesimpulannya bahwasanya alkohol adalah zat yang suci dan mensucikan
dan merupakan zat yang sangat urgen dalam farmasi dan pengobatan dalam
kedokteran serta pabrik-pabrik, dan alkohol masuk dalam obat-obat yang
sangat banyak sekali. Pengharaman penggunaan alkohol bagi kaum muslimin
menghalangi mereka untuk bisa menjadi pakar dalam banyak bidang ilmu dan
proyek, dan hal ini merupakan sebab terbesar keunggulan orang-orang
kafir atas kaum muslimin dalam bidang kimia, farmasi, kedokteran
pengobatan, dan industri. Pengharaman penggunaan alkohol bisa jadi
merupakan sebab terbesar meninggalnya orang-orang yang sakit dan yang
terluka atau menyebabkan lama sembuhnya penyakit mereka atau semakin
parah sakit mereka.”
Balik ke imunisasi....
Imunisasi,
adalah tabi'at dalam sistem imunitas tubuh manusia. Orang yang sudah
pernah sakit campak, akan sulit terkena sakit campak lagi, karena
imunitas campak tsb sudah terbentuk. Jadi hal ini sangat ilmiah.
Seorang
dokter atau perawat yg sering berhubungan dengan pasien, bisa memiliki
imunitas terhadap beberapa penyakit (virus), karena interaksi dengan
virus yang lemah, tubuh segera membangun imunitasnya (unsur Ig) hingga
ia kebal dengan virus-virus tertentu.
Inilah dasar dari imunisasi. Jadi berbeda dengan tahnik, khitan, maupun pemberian herba.
Sampai
dengan abad ke 20, pembunuh utama manusia adalah penyakit-penyakit
infeksi. Namun kini penyakit-penyakit pembunuh utama adalah bukan
penyakit infeksi, melainkan jantung koroner, kanker dll. Artinya
imunisasi sudah terbukti bisa menurunkan bahkan menghilangkan penyakit
infeksi. Cacar nanah sekarang tinggal cerita. Zaman saya kecil masih
banyak orang yg mukanya bopeng karena cacar nanah. Kusta sudah sangat
jarang ditemui, sedangkan dahulu wabah kusta sangat mengerikan. Polio
pun semakin menyusut. Singkatnya manfaat imunisasi sudah terbukti
bermanfaat bagi manusia.
Saya sudah membaca buku Ummu Salamah,
“Vaksinasi, Dampak konspirasi dan solusi sehat ala Rasulullah SAW”.
Namun sayapun membaca buku-buku lainnya. Saya juga berdiskusi dengan
dokter muslim yang insya Allah ta'at kpd Allah dan Rasul-Nya. Saya pun
bertanya kepada ahli farmasi. Semua saya lakukan semata-mata agar kita
mendapatkan kebenaran, dan mampu bersifat adil. Ummu Salamah
berkali-kali diajak berdialog, namun beliau selalu menghindar.
Tulisan-tulisan
anti vaksin, banyak mengacu pada aplikasi pembuatan vaksin sebelum
tahun 1960. Produsen vaksin sekarang sudah jauh berbeda. Dan sebagian
besar vaksin sudah diproduksi oleh PT Biofarma, sebuah Badan Usaha Milik
Negara, yang direksi, farmakolognya dan karyawannya sebagian besar juga
muslim. Bahkan produk PT Biofarma diekspor ke berbagai negara di dunia.
Saya
secara pribadi berpendapat, bahwa secara metodologi maupun aplikasi,
tidak ada masalah dengan vaksin. Satu-satunya masalah dalam vaksin
sekarang adalah aspek "KEHALALAN".
Jadi saya tidak mau vaksin,
atau tidak memvaksin anak saya bukan karena menganggap vaksin berbahaya,
atau bahkan konspirasi musuh-musuh Islam, namun semata-mata, karena
saya tidak meyakini "Kehalalannya". Vaksin yang saya anggap halal baru 2
jenis vaksin meningitis buatan China dan Swiss (atau Swedia?) yang
telah dinyatakan halal oleh MUI. Sisanya...? Belum ada. Dan ini tanggung
jawab kita bersama.
Wallahu a'lam bis-shawab. Mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan.
Imunisasi
seorang anak muslim adalah adzan, I'komad, tahnik, aqikah khitan.
Inilah yg di anjurkan oleh Rasulullah, manusia yg seumur hidupnya hanya
mengalami 2x sakit (di racun wanita yahudi saat perang khaibar saat
menjelang wafat). Apabila vaksinasi/imunisasi yg ada skrg ini baik,
pasti pada zaman Rasulullah sudah ada bliau pun pasti menganjurkannya,
krn sangat mudah bagi Allah mengadakan sesuatu yg tdk ada menjadi ada u/
makhluk terbaikNya (Rasulullah SAW), kita ini ummat Rasulullah manjadi
ummat terbaik di akhir zaman ini, sdh pasti Allah pun memberikan yg
terbaik. Mengenai vaksin/imunisasi, kita hanya perlu buka mata terima
semua fakta yg ada. Apabila memang vaksinasi/imunisasi betul2 terbukti
baik, pasti tidak akan ada prokontra seperti ini. Ini semua kehendak
Allah yg ingin menunjukan yg baik itu baik, yg buruk itu buruk. Tinggal
kita sendiri yg memilih. Bersyukur kepada Allah karena lewat pelatihan
yg di adakan oleh HPA kita semua menjadi tersadarkan (walaupun belum
semuanya sadar) tentang manfaat mudarat yg terkandung didalam
vaksin/imunisasi.
0 comments:
Posting Komentar